Proses Picking Gudang Warehouse

@hasillaut on 6:42 pm inventory

Gudang penting dalam manajemen rantai suplai dan memainkan peran penting untuk kesuksesan
bisnis dalam produksi, logistik dan perusahaan perdagangan. Gudang merupakan salah satu pengendali dari total biaya logistik (Dukic & Opetuk, 2008).

Picking Order Gudang

Sebagai pusat pergudangan (DC), picking order merupakan aktivitas utama berkaitan dengan pemenuhan pesanan barang-barang yang diambil dari lokasi penyimpanan untuk pelanggan.

Dalam pergudangan, picking order adalah proses mengambil barang dari lokasi penyimpanan di gudang untuk memenuhi pesanan pelanggan, dengan waktu yang cepat dan memberikan kepuasan pelanggan yang tinggi (Grosse et al., 2015).

Picking order merupakan proses yang paling tinggi biayanya, bisa mencapai sampai 65% dari total biaya operasional pergudangan (Theys et al. 2010). Dengan porsi yang sedemikian besarnya, maka jelas bahwa penanganan proses picking didalam pergudangan akan berpengaruh langsung terhadap efisiensi dan efektifitas operasional pergudangan secara umum (Frazelle, 2017).

Berkaitan dengan produktivitas picking order, masih ada beberapa Gudang Perusahaan masih melakukan proses picking order secara konvensional dengan metode pick to part mempunyai gap 25.1% dari target managemen, dengan kata lain produktivitas picking yang terjadi hanya mencapai 74.9% dari target. Hal ini mengingat perusahaan tersebut baru melakukan relokasi dan perluasan gudang, dan peralihan aplikasi WMS Gudang (Sistem Gudang ) dalam operasionalnya.

Produktivitas picking order diukur dengan pick rate
yaitu dari rata-rata jumlah line item yang di-picking per jam (Manikas & Terry, 2010).

Peningkatan produktivitas pada proses picking order biasanya dalam bentuk pengurangan waktu tempuh, sehingga untuk meningkatkan produktivitas picking sebenarnya sangat sederhana yaitu dengan memperpendek waktu perjalanan menuju ke lokasi picking (Frazelle, 2017).

Pada proses picking order yang dilakukan dengan cara konvensional, produktivitas picking berkaitan erat dengan jarak tempuh, sehingga dengan mengurangi jarak tempuh waktu tempuh akan berkurang, dengan berkurangnya waktu tempuh maka berarti pula produktivitas kerja dapat meningkat (Sadowsky & Hompel, 2011)